Pages - Menu

8/26/2013

Klise Selama 68 Tahun

"Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan diatas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan."
Siapa yang mengatakan bahwa kemerdekaan adalah hak segala bangsa? Indonesia, jawabnya. Namun Negeri ini belum merdeka, belum. 68 tahun hanyalah bualan semata, rahasia umum.
Karena nyatanya, penjajahan atas apa yang bangsa ini miliki terus berlangsung. Bagaimana Negara yang disebut sebagai Negara agraris mengimpor kebutuhan-kebutuhan pokoknya? Bagaimana Negara dengan luas pantai terpanjang didunia ini juga mengimpor garam?
"Dan perjuangan pergerakan kemerdekaan Indonesia telah sampailah kepada saat yang berbahagia dengan selamat sentosa mengantarkan rakyat Indonesia ke depan pintu gerbang kemerdekaan negara Indonesia, yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur."
  
Negeri ini berbahagia? Siapa yang berkata? Siapa yang dapat mempertanggung jawabkan pernyataan itu? Sejenak tengok, berapa prosentase angka harapan hidup Negeri ini? Berapa banyak yang bisa diharapkan hidup di Negara, ini?
Kata selamat dan sentosa hanya disampaikan kepada para elit politik, para investor asing, para pemegang kekuasaan. Sisanya? Entah.
Negeri ini justru belum tau apa itu merdeka, belum paham kata bersatu, timpang dengan kata adil dan jauh dari sebutan makmur.

8/04/2013

Masih Kudus: Menara, Masjid Serta Alun-alun

Oke, sekarang gue bakalan ngelanjutin tulisan ini yaitu tentang trip gue liburan kemarin.

Let' we start!

Setelah diisi dengan cukup sarapan serta menilik beberapa hal yang menurut gue agak aneh di kota ini, gue sejenak berpikir dan memutuskan untuk sedikit berkeliling kota Kudus. Iyah, sedikit. Catet.

Berbicara soal Kudus, hal-hal menyeruak mulai bermunculan di benak mulai dari menara, soto, alun-alun hingga GOR PB Djarum. Beberapa ikon kota Kudus yang gue tahu saat itu. Tanpa tau gue lagi dimana dan bagaimana cara menujunya. Bagus.

06.15 jam ditangan menunjukkan. Memulai semua ini dengan berjalan kaki adalah hal yang "mungkin" tepat, karena gue mikir masih pagi dan sekalian aja olahraga. Bermodalkan nanya dengan warga se-ketemu-nya dijalan, gue jalan yah. Tujuan pertamanya itu Menara Kudus. Bismillah.

Suasana kota saat itu (hari Ahad) agak lengang malah cenderung sepi. Suasananya tenang. Adem. Kerenlah pokoknya. Tata kota di Kudus ini rapih, bersih, tanpa cela. Di beberapa sudut, ada jalur yang memisahkan antara kendaraan roda dua dan roda empat. Jadi ga sembarangan dan ga ada yang salip-salipan. Meminimalisir kecelakaan pula.

Semakin ke pusat kota, jalanannya jadi semakin menyempit, bak labirin.Googling deh. Makannya gue bingung dan malah tambah bertanya ketika bertanya sama warga disana. Aneh. Kok yah ngga ketemu? GPS pun engga terlalu ngaruh. Malah bikin pusing gue. HA!