Pages - Menu

9/16/2014

Semudah Menjentikkan Jari


Awal masa perkuliahan yang baru dimulai pada bulan depan membuat gue punya banyak waktu senggang. Biasanya sih, waktu senggang yang dimiliki diisi dengan hal yang ngga jauh dari kata internet dan koleganya. Waktu seolah berlalu amat cepat saat gue asyik terlelap dalam hingar bingar gemerlap dunia maya.

Soal konten favorit saat browsing sih sebenernya banyak, tapi entah kenapa gue malah tertarik buka online store akhir-akhir ini. Iya. Sebagai mahasiswa baru, penampilan adalah salah satu yang harus mendapatkan perhatian lebih selain tugas ospek dan hafalan lagu totalitas perjuangan.

8/27/2014

Menyeruput Kopi


Ilustrasi


Ungkapan yang menyebutkan bahwa "secapek-capeknya orang kerja, lebih capek lagi orang nganggur!" benar adanya. Gue meng-amini hal tersebut karena pernah merasakan. Bahkan sekarang sedang menjalaninya.

Mungkin substansi kerja disini bukan tentang berangkat pagi-pulang malam dan setiap awal atau akhir bulan menerima gaji, tapi lebih merujuk kepada aktivitas yang dijalani sehari-hari. Perihal apa yang mengisi waktu antara melek dan merem lo.

7/02/2014

Indahnya Fase Sulit

Setiap individu pasti memiliki fase sulit dalam kehidupannya masing-masing.

Fase sulit ini pasti akan selalu hadir periodik. Kala kita mulai masuk ke jenjang sekolah, dari masa TK menuju SD sampe nanti nyari kuliah. Lepas kuliah bingung lagi, mau lanjut nyari beasiswa atau memilih berkarier. Setelah dapet kerjaan kita bingung lagi, mau lanjut untuk nikah atau menunda dulu hingga mapan seraya berpikir: Ada yang mau sama gue ngga, ya?

Terhitung selama dua bulan kemarin dari Mei-Juni gue berada disalah satu fase sulit itu. Mencari pendidikan lanjutan pasca sekolah menengah. Setelah tidak diterima di jalur perdana dan terbesar dalam penerimaan mahasiswa baru: SNMPTN.

Ingin rasanya gue balik ke beberapa tahun lalu untuk kembali belajar serius dan memperbaiki angka sembilan kebalik di rapot. Apa daya, manusia hanya bisa merencanakan, Tuhan dan pantia SNMPTN lah yang menentukan, hingga membawa gue dalam keadaan luntang-lantung mencari pendidikan lanjutan seperti saat ini.

5/11/2014

Berkumpul dan Menyusu Bersama

Pada dasarnya, sebagian besar masyarakat Indonesia (terutama kaum remaja) cenderung suka berkumpul. Berkumpul dengan teman sejawat, teman sekolah, teman sekolah yang sejawat, dan teman sejawat yang satu sekolah. Entah itu sekedar melepas penat, bercanda satu dengan lainnya, merencanakan hal untuk mengisi akhir pekan atau hanya sekedar menambah koleksi foto selfie.

Sekarang, telah menjadi hal yang lumrah bila melihat muda-mudi berkumpul riuh membicarakan sesuatu ngalor-ngidul menjurus meaningless untuk sekedar membunuh waktu. Mungkin, hal ini yang coba dimanfaatkan beberapa pengusaha di bidang kuliner hingga muncul bermacam-macam tempat yang di desain untuk itu. Salah satunya adalah Kalimilk.

Welcomin' healthy life~

5/05/2014

Nasib Fantastic Four Kemudian



Sumber: Google

Sebagai seorang yang diambang ketidakjelasan (baca: berada pada masa transisi SMA menuju perguruan tinggi), mungkin hal yang menjadi momok sebagian besar kami adalah sebuah pertanyaan menjurus, menjurus kepada bagaimana menyikapinya.

Contoh: Mau lanjut kuliah dimana?

Ini model pertanyaannya ngga jauh beda sama bertanya berapakah gaji yang diminta ketika wawancara kerja, apalagi setelah disodori offering letter. Agak susah disikapi, kan? Mau minta gaji dengan jumlah besar, tapi pengalaman kerja belum ada. Mau minta gaji kecil, tapi harga kebutuhan pokok pada dasarnya selalu mengalami kenaikan. Dilematis!

Gue juga belakangan mulai disesaki hal-hal yang membingungkan lain dalam memilih bermacam pilihan perguruan tinggi, baik swasta maupun negeri. Oleh karena atas dasar antisipasi, gue pun mencoba ikut tes di salah satu perguruan tinggi swasta di kota Yogyakarta. Ya, kemungkinan terburuk harus selalu ada dan disiapkan atasnya, kan?

4/19/2014

Wawancakariya: Penggiat Korea

Orientasi oriental terutama dikalangan remaja-remaja masa kini memang tak bisa dihindari. Mereka yang memiliki paras sipit lebih banyak mendapat perhatian, tak terkecuali Korea.

Hany Ghina Laudzah adalah salah satu yang menggiati hal-hal yang berbau Korea, nggak heran kalau di dekatnya itu agak bau bulgogi gimana gitu ya. Beberapa bahasannya mengenai negeri dikawasan Asia Timur ini ada di blognya yaitu laudzah.blogspot.com
 


4/05/2014

Sinergitas

Dalam sebuah perjalanan, awalnya semua penumpang berada di titik yang sama.

Iya, sama halnya seperti kita ketika berpergian dengan transportasi umum. Ada kalanya dimana kita memulai sebuah perjalanan disuatu titik, halte misalnya. Memulai memang bukan suatu yang mudah, karena kita harus menunggu terlebih dahulu, berebut untuk naik karena jeda waktu antar bus cukup memangkas waktu yang kita miliki. Sikut menyikut menjadi sebuah kebutuhan agar bisa ikut diangkut dalam armada. Wajar saja, karena emang ngga kenal satu sama lain. Beginilah kondisi awal sebuah perjalanan juga persahabatan.

Dalam sebuah perjalanan, pasti selalu ada pilihan.

Kita bebas memilih, memilih untuk duduk dengan nyaman, mempersilahkan ibu hamil untuk duduk atau berpura-pura tidur menuruti hasrat tanpa toleransi di hati. Ngga ada yang salah, tapi etikanya itu loh yang dipertanyakan. Sama halnya seperti sebuah jalinan persahabatan, kita bebas merencanakan atau memilih sahabat sesuai yang  diinginkan tanpa adanya paksaan apalagi tekanan. 

Dalam sebuah perjalanan, selalu ada cerita.

Bagaimana mengawali perjalanan dengan sebuah doa, menaiki kendaraan, menegakkan sandaran kursi, semuanya serba berurut dan merangkai sebuah jalinan cerita yang satu sama lainnya tak terpisahkan. Didalamnya bisa kita isi sesuai keinginan, baik itu dengan tawa, canda, senang, suka, sedih, menangis, mengeluh, mengiba, dan banyak hal lain. Persis seperti masa-masa sekolah, penuh warna.

2/28/2014

Ad interim at Jogja

Tingtong! 

Waktu telah beranjak menuju pukul sebelas malam, tetiba suara notifikasi tab gue memecah lamunan, terlihat ada pesan via whatsapp yang baru aja masuk. Siapa gerangan? Ternyata temen gue disana. Kurang lebih isinya gini:

" Pau, mau ke Jogja?"

Gue bales deh, "Iya, kenapa?"

"Kapan? Udah berangkat?"

"Iya ini lagi di kereta, ada apa?"

"Hati-hati ya, good luck tesnya! :)"

"Iya, makasih. :) Hehe."

"Btw, lo sendirian? Nginep dimana nanti?"

1/31/2014

Optimisme, Angin Segar, dan 2014

Bagi sebagian besar orang tahun 2014 memang tak ada bedanya dengan tahun-tahun sebelumnya. Sebagian lagi memandang tahun ini mungkin sebagai suatu tantangan dan lonjakkan besar dalam hidupnya, pun gue. Di tahun 2014 ini (semoga) gue dan teman-teman  se-angkatan seluruh Indonesia ber-transformasi menjadi seorang mahasiswa. Ya, semoga.

Namun, hal lain yang lebih bikin gue antusias untuk tahun ini adalah: Pergantian Presiden. Pilpres tepatnya. Sehubungan dengan berakhirnya batas maksimal seseorang menjabat menjadi seorang presiden (dua kali periode) maka tahun ini kita akan kedatangan pemimpin baru:

Presiden RI Ke-7.

Beberapa nama mulai mencuat dan bahkan telah menyatakan siap untuk memposisikan diri menjadi RI 1. Banner-banner di portal berita online, surat kabar, televisi, baliho sampai kepada barang untuk bantuan korban bencana yang tak satupun luput dari kata pencitraan.

Mulai dari jendral, gubernur yang baru setahun menjabat, kalangann pengusaha,warga sipil, akademisi, raja media hingga raja dangdut tak ketinggalan meramaikan bursa capres 2014.

Sementara itu, di sistem yang lebih sederhana semisal tingkat provinsi dan tingkat kota, telah lebih dulu diisi pemimpin-pemimpin baru dengan konsep yang lebih fresh dari para pendahulu.

1/19/2014

Juara dalam Hati: Awalan


Gambar ilustrasi dari mesin pencari

Pagi itu seperti Senin pagi biasa dan pada umumnya. Gue sebagai anak SMA tahun akhir menjalani rutinitas yang hampir tiga tahun dijalani, upacara bendera. Barisan telah di komandokan, sound system telah disiapkan, dan guru-guru yang selalu datang terakhir menjadi penanda bahwa upacara segera dimulai.

Entah setan apa yang pagi itu berbisik, hingga gue lebih tertarik untuk melakukan pembicaraan dengan teman sebelah, sebelah kanan gue. Naurah namanya. Pembicaraan dibuka dengan pertanyaan basa-basi yang umumnya sering terlontar ketika memulai sebuah dialog, semisal: apa kabar?

Lambat laun pembicaraan ditengah hikmat sekaligus membosankannya upacara ini mengerucut pada suatu pembahasan, saat kami melihat para juara (mereka yang memenangkan lomba dan maju saat upacara, show off gitu deh) yang selalu diumumkan di akhir pelaksanaan upacara.

Nau, gimana kalo kita iseng ikut lomba? Kelas tiga pasti rada lowong nih?

Wah iya, boleh tuh Pau. Ayo! 

Ayo! Macam lomba yang ngga usah dateng ke venue gitu. Lomba yang cukup upload-upload aja!

Iya, lomba apa tapi?


1/05/2014

Wawancakariya: Aya Iyay!

Bicara soal menulis memang seolah tiada habisnya. Gue bisa dikatakan sebagai pribadi yang memang suka dan sering antusias dalam menulis. Bermodal kertas kosong dan alat tulis ala kadarnya gue menuangkan emosi dalam diri, mentransmisikan pemikiran, menjadi sebuah tulisan. Tulisan yang dulunya hanya gue seorang yang dapat membacanya, keren kan?

Gue mulai menulis dari TK.

Bahasa gue diatas bak artis-artis yang kalo di tanya pasti jawabannya kurang lebih begitu.

"Kapan mulai nyanyi?"
"Waaah, kalo saya sih dari lahir udah mulai nyanyi, mas."

Ye lo kira baru selesai cesar langsung nyanyi, gitu? Ada juga goyang!

Seorang teman juga kebetulan mempunyai kesamaan hobi dengan gue, Alia Rachma Ningtias namanya. Dara kelahiran September tahun Gajah *sengaja ngga nyebut tahun, nanti ketauan umurnya* ini memang gemar sekali dalam urusan tulis-menulis, mungkin hal ini juga di dukung oleh Ayahnya yang (pernah) berprofesi sebagai jurnalis. Salah satu media tulis-menulisnya ada di blognya, yaitu septemberpride.blogspot.com .

1/03/2014

Baharu dan Pembaharuan

Semenjak dua hari yang lalu, gue mulai membiasakan diri menjajarkan angka satu dan angka empat bersebelahan. Semenjak itu juga tab mention gue tetiba rame seperti orang yang lagi berulang tahun ke-18. Iyah, gue. Lo juga ikutan mention, ya? Makasih :* Haha.  Perpindahan ini begitu cepat, secepat mata gue menandai tanggalan berwarna merah di kalender yang rencananya baru mau gue beli.

Hiyey! Welcome 2014

Banyak pembenahan dan perubahan yang biasanya disebut resolusi ketika tahun berganti. Mulai dari resolusi masalah pendidikan, karir, pekerjaan, jodoh, sikap, bahkan temen gue ada yang resolusinya mau pake rok mulai tahun 2014 ini, doain aja. Beruntung baginya dilahirkan sebagai seorang cewek. Sumpah, true story!

Dari banyaknya pembenahan dan perubahan yang sudah kita atur dan sudah dijadwalkan dengan cukup matang, pastilah ada diantaranya yang masih membuat kita ragu untuk mewujudkannya. Tapi nggak apa-apa, seenggaknya kan udah pernah sempet terlintas walau berujung pada kata wacana. 

Niat baik tetap tercatat dan dinilai sebagai penambah amal bagi diri. Cakep banget kata-kata gue, ya? Kayaknya kejadian yang tadi nih. Iya, kejadian tadi. Nggak salah, ini gegara yang tadi, nih. Super sekali gue bisa berkata kayak gini, pasti kejadian tadi yang bikin gue gini. Terimakasih ya Tuhan. :"))

*baru selesai sholat Isya' lima rakaat*

Ngaco!

Haha.